PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai perusahaan transportasi milik negara terus berinovasi dalam menghadirkan layanan yang tidak hanya berfokus pada pendapatan tiket (farebox), tetapi juga mengembangkan potensi non-farebox revenue melalui pengelolaan aset, kerja sama komersial, dan digitalisasi layanan. Salah satu anak perusahaan yang memainkan peran penting dalam strategi ini adalah KAI Wisata, yang awalnya dikenal sebagai penyedia layanan kereta wisata, kini berevolusi menjadi pengelola berbagai lini bisnis termasuk periklanan, event activation, dan pengelolaan ruang komersial di lingkungan transportasi publik.
LRT Jabodebek, sebagai moda transportasi modern yang melayani kawasan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, menjadi platform strategis untuk pengembangan bisnis non-farebox yang dikelola oleh KAI dan KAI Wisata. Melalui empat pilar utama: naming rights, tenancy mix, advertising, dan event activation, LRT Jabodebek membuka peluang bagi brand untuk berinteraksi langsung dengan ribuan pengguna harian. Naming rights memungkinkan perusahaan menanamkan identitas mereka di stasiun strategis, sementara tenancy mix menghadirkan ekosistem bisnis yang akses nya langsung kepada para penumpang komuter harian. Advertising dan event activation memperkuat eksposur merek melalui media digital dan kegiatan interaktif yang menjadikan stasiun sebagai ruang publik yang lebih hidup.
Partisipasi KAI Group dalam Indonesia Franchise Week 2025 menjadi momentum penting untuk memperkenalkan potensi kolaborasi bisnis di sektor transportasi publik. Melalui keberadaan booth KAI Group di Indonesia Franchise Week 2025, pelaku usaha waralaba diundang untuk menjajaki peluang kemitraan dalam bentuk penyewaan ruang usaha, aktivasi merek, dan kerja sama promosi. Kehadiran mereka di ajang ini menegaskan bahwa transportasi publik bukan hanya soal mobilitas, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan dapat saling menguntungkan.

